Manusia Purba Yang Ditemukan Di Indonesia

By Ivan Althirafi - 23 Okt 2014 No Comments
  1. Manusia Purba Yang Ditemukan Di Indonesia 
    Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:
    1. Mega yang artinya adalah “besar”.
    2. Anthropus yang artinya adalah “manusia”.
    3. Paleo yang artinya adalah “paling tua/tertua”.
    4. Javanicus yang artinya adalah “Jawa”.
    Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah “manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau Jawa”. Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut:
    1. Memiliki tulang rahang yang kuat
    2. Tidak memiliki dagu
    3. Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.
    4. Berbadan besar dan tegap
    5. Memiliki tulang pipi yang tebal
    6. Memiliki otot kunyah yang kuat
    7. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
    8. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
    9. Memiliki perawakan yang tegap
    10. Memakan jenis tumbuhan busuk
    Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Oleh karena temuan-temuan dari fosil Meganthropus ini masih sangat sedikit, maka sukar menempatkan dengan pasti kedudukannya dalam evolusi manusia dan hubungannya dengan Pithecanthropus.
    Pithecanthropus Erectus
    Ciri-ciri Pithecantropus Erectus adalah sebagai berikut:
    1. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
    2. Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
    3. Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap megantropus
    4. Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
    5. Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
    6. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
    7. Bentuk hidung tebal
    8. Bagian beltakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
    9. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang.
    Pada saat Indonesia masih dijajah oleh belanda, ada penemuan yang menarik dikalangan antropolog dunia yaitu penemuan oleh tim yang dipimpin Eugene Dubois yaitu fosil manusia purba di jawa tepatnya di desa Trinil pada tahun 1891. Dari penemuan fosil itu diyakini merupakan fosil dari nenek moyang manusia Jawa, dan dinamakan Pithecanthropus Erectus (bhs. Latin) yang mempunyai arti manusia kera yang berjalan tegak. Namun penemuan Eugene Dubois tersebut bisa diragukan kebenarannya, karena penemuan fosil-fosilnya tidak lengkap. Pada saat itu diyakini bahwa Pithecantropus Erectus merupakan mata rantai yang hilang dan dapat mendukung teori evolusi C. Darwin melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan tiga giginya saja. Dan sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang jelas bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama.
    Pada tahun 1934 seorang antropolog yang bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald melakukan penelitian yang sama di daerah Sangiran dan menemukan fosil yang lengkap dari nenek moyang orang jawa yaitu pithecanthropus erectus, dan fosil lainnya seperti hewan purba yang bertulang belakang dan tanaman purba serta alat alat dari batu.
    Selain temuan fosil di Jawa, ada juga temuan di Great Rift Valley, Kenya, dan keduanya dianggap sebagai fosil manusia tertua yang pernah ditemukan dalam sejarah.
    Akhirnya pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
    Pithecanthropus soloensis
    Fosil-fosil Pithecanthropus Soloensis pertama kali ditemukan pada lapisan Pleistosen Atas di Ngandong. Selanjutnya, fosil-fosil Pithecanthropus Soloensis juga ditemukan pada lapisan Pleistonsen Tengah di daerah Sangiran dan Sambungmacan. Diperkirakan, Pithecanthropus Soloensis hidup antara 900.000- 200.00 tahun lampau.
    Jenis makhluk ini memiliki perbedaan dengan Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, ia dipisahkan ke dalam spesies tersendiri. Para ahli memperkirakan hubungan Pithecanthropus Soloensis mungkin lebih dekat dengan Pithecanthropus Mojokertensis.
    Pithecanthropus Mojokertensis
    Pithecanthropus Mojokertensis artinya manusia kera dari Mojokerto. Pithecanthropus Mojokertensis sebenarnya salah satu jenis dari phitecanthropus yang ditemukan Ralph von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936. Dalam rupa fosil anak-anak,  disebut  Pithecanthropus Robustus. Pithecanthropus secara tipologi berada pada lapisan Pucanagan dan Kabuh. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.
    Ciri- ciri pithecanthropus Mojokertensis:
    1. Tinggi: 165- 180
    2. Badan tegap, tidak setegap Meganthropus
    3. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus
    4. Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis
    5. Tidak berdagu
    6. Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan
    Homo wajakensis
    Manusia purba jenis ini mempunyai tingkatan lebih tinggi daripada Pithecanthropus Erectus dan tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis termasuk ras yang sulit ditemukan karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan juga Austromelanesoid atau mungkin berasal dari subras Melayu Indonesia dan turut berevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Ras wajak mungkin juga meliputi manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di Asia Tenggara.
    Homo soloensis
    Manusia purba jenis homo soloensis artinya manusia dari Solo, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
    1. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus
    2. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus
    3. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung)
    4. Berbadan tegap dengan ketinggian kurang lebih 180 cm
    Homo sapiens
    Homo sapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun yang lalu, telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain, sehingga fisiknya sudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Homo sapiens terdiri atas subsapiens atau ras. Jenis homo sapiens yang sampai sekarang masih ada adalah ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras Mongoloid memiliki ciri berkulit kuning dan menyebar di Asia Tenggara. Ras Kaukasoid berkulit putih berhidung mancung dan tubuhnya jangkung, hidupnya menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
    Ras Negroid berkulit hitam, bibir tebal, berambut keriting, hidup menyebar di Papua, Australia dan Afrika. Selain ketiga ras tersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu ras Austromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di Kepulauan Pasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia, sedangkan ras Kaukasoid atau mungkin yang dimaksud adalah ras Indian yang terdapat di Benua Amerika dan sekarang terdesak oleh orang kulit putih.
  2. Meganthropus Paleojavanicus

Tags:

No Comment to " Manusia Purba Yang Ditemukan Di Indonesia "

Comment at this post if you find broken link or another. This is do-follow blogs and PR 1 , use Name/URL for get backlink for free NOT ADS, please don't use Live Link/Scam or your comment will deleted :)